Tuhan, Aku Ingin Berubah !

Saturday 20 June 20153comments

Oleh                  : Alkholis As
Sumber Foto     : Raidah Assolihah
Hak Cipta Foto : Abdiee Fotografhy















                                    
Hidup adalah cuplikan cinema yang diputar dalam layar kehidupan. Berusaha mencapai ending cerita yang disekenariokan sang sutradara. Berperan menjadi “aktor multi karakter. Mungkin tak banyak yang mampu memahami inti cerita, namun banyak yang mahir menjelaskan alur kisah.

Dalam lembar kehidupan yang senantiasa penuh ujian dan cobaan, manusia dituntut untuk selalu tegar dalam menghadapi segala rintangan. Deburan ombak cobaan yang menimpa bukanlah akhir dari kisah, namun ia cuplikan awal untuk melangkah ke fase cobaan berikutnya. Mampukah kita melewatinya ? hanya iman kita yang mampu menjawabnya.
  
Di dalam kehidupan, manusia sering kali tertipu akan prahara dunia yang siap membawa alur menuju jalan yang berkabut. Gelap, tak memiliki tujuan yang pasti. Hidup menjadi pasif. Keluar dari substansi tujuan penciptaan manusia. Tak kenal perintah, tak kenal larangan. Agama menjadi label identitas semata.

Fitnah dunia adalah sebuah keniscayaan, yang kapan saja siap melontar iman ke jurang kegelapan. Semua itu bukanlah halusinasi semata, melainkan jebakan kristal tajam berlapiskan mutiara yang siap membawa iman ke dalam badai kemaksiatan. Menjadi budak setan bertuhankan iblis. Menjadi budak harta berselimutkan wanita. Menjadi budak jabatan bermahkotakan kekuasaan. Sulit untuk dimengerti. Seakan terjebak dalam kerangka baja didasar pusaran bumi, tak tersentuhkan cahaya lagi udara. Apa yang diharapkan lagi dari hasil akhir kehidupan jika peran aktor tak lagi dibutuhkan.

Allah ‘Azza wajalla tak pernah membuat hambanya pesimis untuk mencapai sebuah perubahan. Ia menjadikan Islam sebagai paradigma kehidupan manusia. Ia memberikan ayat-ayat yang menjelaskan akan pentingnya pembaharuan dalam hidup. Di dalam Surah An-Nisa’ ayat 34 Allah swt berfirman ; “Innallaha la yughayyiru ma biqawmin hatta yughayyiruu ma bi’anfusihim”. Allah tidak akan merubah hidup suatu kaum, sampai ia merubah hidupnya sendiri. Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang memiliki kehendak bebas. Ia hanya memberikan sarana islam sebagai “rahmatan lil’alamin”, petunjuk bagi sekalian umat untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.

Untuk mencapai perubahan tidak hanya sebatas mulut yang berucap, lebih dari itu harus ada relevansi antara tindakan dan tekad yang kuat tertanam kokoh di dalam hati. Seperti halnya syukur. Syukur tak hanya sebatas kata yang terikrar dari lisan, kemudian lepaslah kewajiban untuk bersyukur. Syukur harus diucapkan dengan lisan (Sukrul qowli), Syukur mesti diyakini dengan hati (syukrul i’tiqody), dan yang terakhir syukur harus diamalkan dengan perbuatan (syukrul amali). Semuanya harus menyatu dalam satu unsur kehidupan, barulah sebuah perubahan menanggalkan efek yang besar dalam kehidupan yang akan datang.

Tanpa disadari, sering kali keluhan terlontar dari mulut seorang manusia. Menyalahi takdir buruk yang menimpa dirinya, kemudian iri terhadap hamba yang memiliki nasib yang lebih baik. Ketahuilah, bahwa semua itu adalah ujian, sarana pengukuhan iman seorang hamba yang mengagungkan kuasa tuhannya. Tugas manusia hanyalah memaksimalkan penghambaanya, kemudian bersyukur atas nikmat yang telah dikaruniakan. Hanya itu saja, selebihnya hanya manusia sendiri yang memilih bagaimana cara dalam mengamalkannya. Apakah dengan kemaksiatan ataukah dengan ketaqwaan.

Sebuah perusahaan tidak akan bisa menjadi besar tanpa didukung dengan sistem, manajemen, konsep, aturan bahkan prinsip. Semua bermula dari awal. Sistem seperti apa yang harus dibentuk, manajemen bagaimana yang musti dijalani, konsep, prinsip, dan aturan apa yang wajib ditaati, semua itu adalah proses. Sehingga hasil akhir dari semua proses itu adalah kesuksesan. Bagaimana semua itu bisa dicapai ? Tidak lain semua berawal dari tindakan.

Pernahkan kau menyadari betapa hinanya dirimu dihadapan Allah ? Pernahkan kau merasa bahwa imanmu jauh dibawah iman sahabatmu yang senantiasa taat kepadanya ? Ataukah sering kali kau merasa tidak sanggup untuk menghadapi ajal kematian ? Jika iya, maka engkau masuk kedalam golongan manusia yang beruntung. Hatimu masih hidup. Engkau masih memiliki harapan untuk menuai perubahan. Segeralah bangkit, Allah tengah menanti kehadiranmu dengan senyuman kasih sayang-Nya.

Memang, tidak mudah mengambil keputusan untuk bangkit dari keterpurukan. Sadar akan hal itu, namun sulit menemukan cara dari mana harus bangkit. Bingung, duduk termangu berharap hidayah menghampiri. “Ya Rob, berikan aku hidayah. Mengapa engkau belum mengirim hidayah kepadaku?”. Masya Allah, kau mengharapkan hidayah Allah, tapi kau hanya mampu diam menunggu kehadirannya. Menunggu bukanlah cara yang tepat untuk meraih hidayah. Untuk apa kau berharap hidayah akan menghampiri tanpa ada usaha pembenahan dalam diri. Kau salah besar. Jangan jadikan hidayah sebagai dalih kesulitanmu untuk bangkit. Kau sendiri yang harus menemukan hidayah. Bangkitlah, maka perubahan akan berpihak kepadamu.

Ujian yang kau terima tidaklah sepadan dengan apa yang kau peroleh dari tuhanmu. Berapa banyak nikmat tuhan yang kau kufuri. Betapa seringnya kau mengeluh atas ujian kecil yang kau terima. Cobalah untuk lebih menghargai jalan hidupmu. Perbaiki pola hidupmu. Rubah alur kisahmu. Jadilah seorang hamba yang siap menghargai keputusan yang allah berikan kepadamu. Ciptakan ide cerita baru yang lebih dramatis agar kisahmu lebih diminati. Jadikan masa keterpurukanmu sebagai wadah pembelajaran untuk meraih pembaharuan.

Tuhan, aku ingin berubah. “Allahumma tsabbit qolby ‘ala too’atik”






Cairo, 20/6/15.







Share this article :

+ comments + 3 comments

20 June 2015 at 16:37

Yap, begitulah hidup. Kita dituntut cerdas menyikapi.
Angkat topi untuk tulisannya. ;)

22 June 2015 at 22:41

Topinya jangan dibuang ya kakak..

8 November 2015 at 03:50

thanks bro. Allah akan menanti kehadiran kita dengan Senyuman-Nya :"")

Post a Comment

 
Support : el-Azizy | Forsilam Mesir | Blog
Copyright © 2011. Forsilam Mesir - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Amar
Proudly powered by Blogger