Kita adalah para petarung,
ini adalah maksud dari judul di atas, karena sejatinya kita hidup dalam pertarungan,
di mana ada kawan di situ ada lawan, di mana ada mimpi di situ ada tantangan. Mari
kita telusuri hakikat kita dan tantangan yang kita hadapi, yang mana kita terbagi
dalam dalam dua lingkup, lingkup Minoritas dan lingkup Mayoritas. Tantangan untuk
Minoritas yaitu, mereka Minoritas muslim yang hidup di Eropa, Minoritas bukanlah
sesuatu yang mudah apalagi jika terkait dengan keyakinan, dibutuhkan ketahanan mental, keyakinan kuat serta
kemampuan beradaptasi yang ekstra untuk tetap eksis sebagai Minoritas.
Tantangan
yang dihadapi para pemain bola Muslim dikancah persepakbolaan Eropa adalah salah
satunya dalam beberapa momentum, misalnya yang paling mencolok pada saat bulan Ramadhan,
mereka dituntut untuk menjadi muslim sejati sekaligus profesional di lapangan, bayangkan
mereka harus berpuasa sambil bertanding bola.
Mesut
Ozil misalnya, warga Negara asal German ini beragama islam, walaupun dibulan ramadhan
ia tidak meninggalkan kebiasaanya dalam berdoa dan membaca Alquran, sesibuk apapun
ia selalu berusaha menyempatkan diri dalam membaca alquran, Cristiano Ronaldo
(Pemail Termahal Real Madrid) salah satu\sahabat yang suka mendengarkan Mesut membaca
Alquran. Sebagai seorang muslim Mesut Ozil merasakan bulan ramadhan memberikan banyak
keberkahan tersendiri karena dibulan ramadhan pamornya malah berkibar dipentas sepak
bola Eropa.
Begitu
juga pemain sepak bola yang lain yang sangat berpegang teguh dengan keyakinannya
dan konsisten dalam syariat keislamannya seperti Thierry Henry yang pasalnya ia
sering kali bersujud mencium tanah jika memasukkan bola kekandang lawan, dan setelah
ditanya media Henry membenarkan keislamanya dan ketika ditanya tentang keislamannya,
beliau menjawab ”sekalilag , saya selalu menegaskan bahwa islam bukan teroris,
sebab jika seseorang benar-benar percaya kepada ALLAH sudah pasti dia percaya kepada
Alquran dan Rasul Terakhir, karena Alquran dan Rasul pada dasarnya Ditakdirkan
Allah untuk membawa kepada jalan kedamaian dan itulah islam’’, tukas Henry.
Inilah tantangan yang dihadapi pemuda islam dalam lingkup Minoritas.
Sedangkan tantangan yang dihadapi
Mayoritas adalah, peran kita mahasiswa Al-azhar yang mana hidup dikalangan Mayoritas
muslim, bertempatkan di pusat, atau gudang ilmu islam sedunia. Melihat dari tantangan
yang kita hadapi sebagai mahasiswa pelajar asing kita hanya dihadapi tantangan
MUSIM yang beda jauh dengan Negara asal kita, ini hanya tantangan kecil, tantangan
selanjutnya akan kita hadapi setelah kita menyelesaikan tugas dan kembali berkiprah
di tempat asal kita, jadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin, Ibrahim
Alharby yang berguru pada Imam Ahmad mengatakan ‘’aku telah menyertai Imam
Ahmad bin Hanbal selama dua puluh tahun, saat musim dingin atau musim panas, siang
atau malam, takpernah aku dapati kecuali ia lebih baik dari sebelumnya. (manaqib
ibnu hanba, ibnu al-jauzy) disini kita pahami bahwa Imam Ahmad sama sekali tidak
terpengaruh oleh Musim, siang atau malam, beliau adalah fighter yang sejati dalam
menimba ilmu, sudah seharusnya kita mencontohkan beliau dalam mencari ilmu. Tantangan selanjutnya
adalah ketika kita telah menyelesaikan study dan berkiprah di Indonesia
tantangan ini benar-benar MASBULOH banget alias ‘’Masalah buanget buatloh’’ dan
gak pake EGP alias ’’ emang Gue Pikirin’’, ini malah sebaliknya tantangan
ini harus dipikirkan dan dipersiapkan dari sekarang, salah satu tantangannya adalah
pertarungan antara kebenaran dan kebathilan yang akan terusberlanjut hingga akhir
kehidupan nanti. Masing-masing dari keduanya memiliki penyeru dan pembela. Penyeru
kebenaran berusaha menyelamatkan umat dan membawanya kejalan yang lurus agar
mendapatkan kebahagiaan. Sebaliknya, penyeru kebatilan berusaha menyesatkan dan
merusak umat agar mereka celaka.
Diantara Senjata yang paling
banyak digunakan para pembela kebatilan adalah Talbis (mencampur adukan) antara
yang HAK dan yang BATIL, itulah trik para pengusung kesesatan dari masa kemasa.
Trik tersebut mereka lakukan karena kesesatan bila berupa kebatilan murni tidak
mungkin akan diterima manusia, orang-orang akan segara membantah dan mengingkarinya
, Alhasil kesesatan tersebar dikalangan manusia lantaran mengandung Kebenaran
dan Kebatilan.
Oleh sebab itu diperlukan adanya pengenalan
yang jelasakan “ jalan kebenaran” dan
“jalan kebatilan” agar kita tidak salah jalan.
Kesalahan dalam melangkahkan kaki bisa berakibat fatal, terjerumus dalam jurang
kehancuran di dunia dan di akhirat. Namun segala puji bagi Allah subhanahuwataa`la
yang telah menjelaskan di dalam kitab NYA Alquran dan juga melalui Sunnah Rasulnya
dan juga kedua jalan Kebenaran dan Kebatilan tersebut secara terperinci dan tugas
kita menelusuri Ayat-ayat dan Sunnah Nya.
Post a Comment