We are the fighters

Sunday 3 November 20130 comments


            Kita adalah para petarung, ini adalah maksud dari judul di atas, karena sejatinya kita hidup dalam pertarungan, di mana ada kawan di situ ada lawan, di mana ada mimpi di situ ada tantangan. Mari kita telusuri hakikat kita dan tantangan yang kita hadapi, yang mana kita terbagi dalam dalam dua lingkup, lingkup Minoritas dan lingkup Mayoritas. Tantangan untuk Minoritas yaitu, mereka Minoritas muslim yang hidup di Eropa, Minoritas bukanlah sesuatu yang mudah apalagi jika terkait dengan keyakinan,  dibutuhkan ketahanan mental, keyakinan kuat serta kemampuan beradaptasi yang ekstra untuk tetap eksis sebagai Minoritas.
            Tantangan yang dihadapi para pemain bola Muslim dikancah persepakbolaan Eropa adalah salah satunya dalam beberapa momentum, misalnya yang paling mencolok pada saat bulan Ramadhan, mereka dituntut untuk menjadi muslim sejati sekaligus profesional di lapangan, bayangkan mereka harus berpuasa sambil bertanding bola.
            Mesut Ozil misalnya, warga Negara asal German ini beragama islam, walaupun dibulan ramadhan ia tidak meninggalkan kebiasaanya dalam berdoa dan membaca Alquran, sesibuk apapun ia selalu berusaha menyempatkan diri dalam membaca alquran, Cristiano Ronaldo (Pemail Termahal Real Madrid) salah satu\sahabat yang suka mendengarkan Mesut membaca Alquran. Sebagai seorang muslim Mesut Ozil merasakan bulan ramadhan memberikan banyak keberkahan tersendiri karena dibulan ramadhan pamornya malah berkibar dipentas sepak bola Eropa.
            Begitu juga pemain sepak bola yang lain yang sangat berpegang teguh dengan keyakinannya dan konsisten dalam syariat keislamannya seperti Thierry Henry yang pasalnya ia sering kali bersujud mencium tanah jika memasukkan bola kekandang lawan, dan setelah ditanya media Henry membenarkan keislamanya dan ketika ditanya tentang keislamannya, beliau menjawab ”sekalilag , saya selalu menegaskan bahwa islam bukan teroris, sebab jika seseorang benar-benar percaya kepada ALLAH sudah pasti dia percaya kepada Alquran dan Rasul Terakhir, karena Alquran dan Rasul pada dasarnya Ditakdirkan Allah untuk membawa kepada jalan kedamaian dan itulah islam’’, tukas Henry. Inilah tantangan yang dihadapi pemuda islam dalam lingkup Minoritas.
Sedangkan tantangan yang dihadapi Mayoritas adalah, peran kita mahasiswa Al-azhar yang mana hidup dikalangan Mayoritas muslim, bertempatkan di pusat, atau gudang ilmu islam sedunia. Melihat dari tantangan yang kita hadapi sebagai mahasiswa pelajar asing kita hanya dihadapi tantangan MUSIM yang beda jauh dengan Negara asal kita, ini hanya tantangan kecil, tantangan selanjutnya akan kita hadapi setelah kita menyelesaikan tugas dan kembali berkiprah di tempat asal kita, jadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin, Ibrahim Alharby yang berguru pada Imam Ahmad mengatakan ‘’aku telah menyertai Imam Ahmad bin Hanbal selama dua puluh tahun, saat musim dingin atau musim panas, siang atau malam, takpernah aku dapati kecuali ia lebih baik dari sebelumnya. (manaqib ibnu hanba, ibnu al-jauzy) disini kita pahami bahwa Imam Ahmad sama sekali tidak terpengaruh oleh Musim, siang atau malam, beliau adalah fighter yang sejati dalam menimba ilmu, sudah seharusnya kita mencontohkan  beliau dalam mencari ilmu. Tantangan selanjutnya adalah ketika kita telah menyelesaikan study dan berkiprah di Indonesia tantangan ini benar-benar MASBULOH banget alias ‘’Masalah buanget buatloh’’ dan gak pake EGP alias ’’ emang Gue Pikirin’’, ini malah sebaliknya tantangan ini harus dipikirkan dan dipersiapkan dari sekarang, salah satu tantangannya adalah pertarungan antara kebenaran dan kebathilan yang akan terusberlanjut hingga akhir kehidupan nanti. Masing-masing dari keduanya memiliki penyeru dan pembela. Penyeru kebenaran berusaha menyelamatkan umat dan membawanya kejalan yang lurus agar mendapatkan kebahagiaan. Sebaliknya, penyeru kebatilan berusaha menyesatkan dan merusak umat agar mereka celaka.
Diantara Senjata yang paling banyak digunakan para pembela kebatilan adalah Talbis (mencampur adukan) antara yang HAK dan yang BATIL, itulah trik para pengusung kesesatan dari masa kemasa. Trik tersebut mereka lakukan karena kesesatan bila berupa kebatilan murni tidak mungkin akan diterima manusia, orang-orang akan segara membantah dan mengingkarinya , Alhasil kesesatan tersebar dikalangan manusia lantaran mengandung Kebenaran dan Kebatilan.
Oleh sebab itu diperlukan adanya pengenalan yang jelasakan “ jalan kebenaran”  dan “jalan kebatilan” agar  kita tidak salah jalan. Kesalahan dalam melangkahkan kaki bisa berakibat fatal, terjerumus dalam jurang kehancuran di dunia dan di akhirat. Namun segala puji bagi Allah subhanahuwataa`la yang telah menjelaskan di dalam kitab NYA Alquran dan juga melalui Sunnah Rasulnya dan juga kedua jalan Kebenaran dan Kebatilan tersebut secara terperinci dan tugas kita menelusuri Ayat-ayat dan Sunnah Nya.

 Oleh: Nurul Hasanah, Lc.






Share this article :

Post a Comment

 
Support : el-Azizy | Forsilam Mesir | Blog
Copyright © 2011. Forsilam Mesir - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Amar
Proudly powered by Blogger